Gunung lawu memiliki ketinggian 3265mpdl yang memiliki berbagai misteri yang menyelimutinya,diantaranya pengambilan nama nama lokasinya mengandung cerita tersendiri dan memang dialami dan diabadikan untuk mengenang hal tersebut
Seperti halnya puncak Dumiling atau argo tiling,dimana merupakan puncak terendah diantara dua puncak lainnya,dalam kondisi milang miling,atau melihat dan mengamati,karena walaupun sudah berada dipuncak,namun ternyata bukan puncak tertinggi yang dikehendaki,sehingga nama itu diabadikan proses pencarian puncak tertinggi.
Dilokasi ini merupakan punden yang dipercaya kaum kejawen untuk meminta petunjuk tuhan akan kesulitan hidup yang dihadapi,sehingga memperoleh jalan keluar,oleh sebab itulah tidak mengherankan jika banyak terdapat bekas pembakaran hio atau dupa bahkan sesaji
Hargo Puruso atau Puncak tower pemancar stasiun TVRI diambil dari pencarian selanjutnya yang hingga dipuncak kedua gunung lawu,Puruso dari kepanjangan Pupune Rumongso krasa,atau pahanya sudah terasa,tentunya pegal dan capek karena proses naik,turun dan naik kembali dari hargo tiling ke hargo puruso
Kemudian Puncak tertinggi diWukir mahendra dan sering kali hanya menjadi tujuan hampir semua pendaki,Hargo dumilah,proses perjalanan menjelajahi tiga puncak tersebut membawa kelelahan yang sangat dirasakan tubuh lahir batin,sehingga orang jawa jaman dahulu mengucapkan NGADUBILAH selanjutnya diperbaiki kalimatnya menjadi DUMILAH,dimana Ngadubillah atau Na'uzubillah lebih berarti keluhan,maka diganti Dumilah atau Dum dum illah atau berbagi berkat Tuhan,karena kelegaan akan terasa jika sudah berada dipuncak argo dumilah ini,walaupun mendaki bukan puncak sebagai tujuan,namun kembali dengan selamat adalah hal yang paling utama
Mengingat mendaki walaupun setiap pendaki memiliki niatan berbeda beda,ada yang ingin menikmati keindahan alam,ada yang berziarah mengembleng jiwa raga atau hanya sekedar gaya gayaan,namun keselamatan adalah utama,oleh sebab itulah kesadaran,persiapan perbekalan dan kewaspadaan harus diutamakan untuk keselamatan.
Jalur termudah dan paling diminati adalah jalur cemoro sewu,mengingat jalur pendakian adalah susunan batu hingga pos V,sedangkan jalur cemoro kandang dan candi cetho lebih terlihat alami,karena melalui jalur setapak aliran air hujan,sehingga jika hujan,jalur pendakian akan tergenang air dan lebih licin.
dan jalur candi cetho merupakan jalur terpanjang dan terberat,mengingat jalur ngeger boyo atau punggung gunung,sehingga tanjakan sangat terasa,disamping pos pos yang belum memadai dibandingkan jalur basecamp lainnya
nomer whatshap 089666616661 Ki Rekso Jiwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar