Selasa, 26 Desember 2017

Kidung Asmaradana Pangeran Pabelan

Kidung Asmaradana Pangeran Pabelan
Kantil cempaka semerbak wangi dalam pingitan
bagai puspa pusaka Sang dewata
Sekalipun tersimpan rapat dalam kokohnya Penyimpanan
Aroma memikat jiwa terhembus kemari
anganku bagai terhempas diawang
menerawang pesona surgawi
Tiada satu keinginan lagi
hanya memiliki seutuhnya
kantil cempaka dalam pingitan
Bait bait syair pangeran pabelan menembus dinding kasultanan,masuk meresap dalam sanubari putri sekar kedaton,mengakar kuat dan tumbuh bersemi
Walaupun soka menasehati majikannya,namun pengaruh daya gendam pengasihan asmaradana begitu kuat memperdaya
Kidung Asmaradana Pangeran Pabelan
Kidung Asmaradana Pangeran Pabelan
”inilah lelaki sejati idaman hati,yang gagah berani mencintaiku sepenuh hati” bisik hati sang putri
Waktu yang singkat telah menyuburkan pohon asmara,menumbuhkan bunga dan membuatnya mekar penuh gelora pesona

Cinta buta tak lagi memperdulikan bahaya yang mengancam jiwa,keberanian sang pangeran meminta ijin untuk melepas rindu saat keadaan telah sepi,dan gayungpun bersambut,sang putri mengijinkan hal tersebut dan mewanti wanti agar berhati hati

Malam yang ditunggu akhirnya datang juga,keadaan sepi membulatkan tekat sang pangeran untuk memasuki taman keputren dengan memanjat pohon tanjung agar dapat melompat dinding kasultanan
dengan mengamati keadaan yang sepi,dipanjatlah pohon tanjung yang tinggi menjulang sejajar dengan beteng kasultanan,walaupun malam gelap dan sepi,masih terlihat beberapa prajurit penjaga menjaga keamanan ruang kaputren
Cukup lama pangeran pabelan bertengger dipohon tanjung,hingga dirasa keadaan aman,melompatlah pangeran pabelan ke tembok benteng,tapi apes,karena tanpa sengaja menginjak patahan ranting kering dan “KRAAAK”
‘’SIAPA ITU’teriak salah satu prajurit penjaga dan langsung secara bersamaan keempat prajurit penjaga lari menuju sumber suara.

Pangeran pabelan tak bisa lari kemana mana karena tombak panjang mengarah ketubuhnya,dengan kepasrahan,pangeran pabelan ditangkap dan dihajar beramai ramai dan dibawa ke pos penjagaan
Dipos penjagaan pangeran pabelan digelandang dan dihajar habis habisan,hingga menyebabkan luka disekujur tubuhnya,dan mengalir darah segar melalui hidung dan mulutnya.

sungguh sangat menyedihkan keadaan yang dialami,tersungkur tanpa daya
Datanglah pimpinan regu keamanan kasultanan pajang,diterima laporan dari prajurit,dan dengan emosi mendatangi pangeran pabelan,namun beliau mengenali pangeran pabelan.

“Sekarang kalian semua bubar dan kembali kepenjagaan masing masing”

“Sekarang kamu ikut aku” sambil memapah putra Tumenggung Mayang untuk diantar Pulang

Beberapa saat sampailah dikatemenggungan mayang dan para prajurit membangunkan tumenggung mayang

“Permisi kakang Tumenggung,putramu berusaha melompati keputren dan ditangkap penjaga”

“Anak kurang Ajar” teriak tumenggung Mayang dan menghajar kembali dengan pukulan dan tendangan

“hentikan kakang”

“biarlah ku bunuh,karena mencoreng namaku”

“pangeran pabelan masih muda,sehingga tindakannya sembrono,tolonglah dinasehati,sebelum semua terlambat,Sebagai sahabatmu aku lakukan ini,sebelum diketahui Kanjeng Sultan Hadi wijaya"

“baiklah sahabatku,beribu terima kasih ku ucapkan padamu”
Kemudian pangeran pabelan diurus ibunya beserta para emban,untuk mengobati luka luka yang dideritanya,sedangkan Tumenggung mayang melanjutkan Perbincangan bersama sahabat yang elah menyelamatkan nyawa anaknya sekaligus keselamatannya

Keesok harinya Tumenggung mayang menasehati anaknya,hingga berhari hari jika ada kesempatan,didatangilah kamar pangeran pabelan agar membatalkan niatnya dalam membuktikan cintanya terhadap dewi sekar kedaton
awalnya pangeran pabelan hanya diam merasakan tubuhnya yang sakit yang luar biasa karena dihajar pasukan prajurit pilihan,penjaga utama kraton kasultanan pajang,namun setelah beranjak sakit berkurang dan mulai sembuh,walaupun bekas memar masih menghiasi bagian tubuhnya,Pangeran pabelan mengatakan bahwa dia tidak akan menghentikan niatnya dalam mencintai putri sekar kedaton,walaupun dia harus mati ditangan sultan Hadi wijaya

Tumenggung mayang geram dengan sikap anaknya,namun tiada jalan lagi untuk menasehatinya
“baiklah jika tekadmu sudah bulat,aku tak bisa menghentikanmu,aku hanya bisa membantumu dengan memberikan ajian agar engkau dapat melewati tembok kasultanan dengan mudah”

“persiapkan dirimu untuk menerima ajian penatasan guntur bumi”

dengan berbunga bunga karena merasa dipermudah keinginannya menemui putri idaman hati,diam tenang mendengarkan bait demi bait mantra yang diucapkan tumenggung mayang,agar dapat menyerap disanubari dengan sempurna,ilmu lanjaran memang ilmu yang tidak bisa dicatat dalam bentuk tulisan,hanya bisa disalurkan melalui ucapan hingga semua bait mantra dihafal dengan sempurna oleh pelakunya

Berhari hari pangeran pabelan menghafalkan dan melafalkan mantra dengan diulang ulang,dan disaat waktu longgar Tumenggung mayang melafalkan kembali mantra aji panatasan guntur bumi,agar dapat dihafal putranya,karena ajian ini berfungsi untuk menundukkan benda mati seperti tembok kasultanan agar bisa amblas kebumi,sehingga mudah dilewati

Setelah hafal mantra aji penatasan guntur bumi,pangeran pabelan diisi dengan kekuatan daya aji penatasan guntur bumi yang kemudian harus ditebus dengan laku ngebleng seminggu agar daya tersebut menyatu dengan sempurna
setelah selesai,harus makan tajin selama sehari untuk memulihkan tenaga dan mengembalikan fungsi kerja usus didalam perut dengan sempurna

Kesabaran pangeran pabelan tak bisa ditahan lagi,sehingga hendak berangkat kekasultanan pajang,namun dihentikan ayahanda,karena ada mantra penutup untuk menyempurnakan ajian tersebut,mengingat tembok beteng kasultanan harus ditimbulkan kembali setelah diamblaskan kedalam bumi,agar tidak terjadi masalah nantinya

kembali pangeran pabelan menghafalkan mantra penutup aji penatasan guntur bumi,namun tidak harus ditebus laku lagi,hanya menghafalkan ilmu lanjaran mantra penutup tersebut
Saat Aji Penatasan guntur bumi dikuasai dengan sempurna,pada larut malam keduanya mengendap endap ditembok beteng kasultanan,saat dirasa sudah sepi,Pangeran pabelan disuruh metek aji untuk membuat benteng menjadi merendah,dengan konsentrasi pangeran pabelan mengerahkan daya batin dengan melafalkan mantra pemberian ayahandanya,dan sungguh ajaib,tembok beteng kasultanan merendah hingga rata dengan tanah
“masuklah segera kekeputren,kekamar putri,biar aku yang menaikan lagi tembok beteng”

tanpa berkata apa apa hanya menganggukan kepala,pangeran pabelan melewati tembok istana menuju kamar putri sekar kedaton.

Tumenggung mayang pun melafalkan penutup aji panatasan guntur bumi,membuat tembok benteng kembali tinggi menjulang sesuai sedia kala dan segera meninggalkan tempat itu dan kembali keKatemenggungan Mayang

Didalam kaputren,didepan pintu kamar putri sekar kedaton
‘’Putri... “dengan pelan dipanggilah putri sekar kedaton

‘’siapa diluar”

“Aku putri,putra tumenggung mayang”

sontak hati sang putri berbunga bunga dan beranjak bangun membukakan pintu untuk kekasih hatinya yang telah lama dinanti

setelah pintu dibuka,segera pangeran pabelan masuk kedalam dan putri sekar kedaton lekas menutup rapat pintu dan menguncinya dari dalam

Kedua insan yang dirundung asmara,saling pandang,tersenyum dan selanjutnya berpelukan mesra,melepas ikatan rindu yang menyiksa kalbu
pelukan hangat terjalin mesra hingga keduanya sama sama duduk diranjang,tak banyak kata yang terucap
namun bahasa tubuh lebih banyak bercerita mengarungi lautan asmara

sentuhan,belaian terciptalah nuansa indah tiada tara
Ungkapan rasa,mereguk manisnya asmara,getaran dasyat bergejolak didalam dada,mengalir mendesir kerelung hati tatkala sentuhan,belaian,kecupan

keduanya mabuk kepayang dalam alunan alunan kasih asmara surganya dunia,dan tak peduli lagi dimana mereka berada,dengan tatanan serta aturan yang ada,karena cinta yang terbina telah mengakar kuat dalam jiwa

Kidung Asmaradana pun berkumandang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar