Sabtu, 30 Desember 2017

akhir cinta pangeran pabelan

Saat pangeran pabelan berada dikamar putri sekar kedaton,hanya berduaan didalam kamar keputren,tentunya dapat dibayangkan apa yang terjadi diantara dua insan yang sedang dimabuk asmara
Seperti halnya pengantin baru yang selalu bermesraan dikamar khusus pengantin,cumbuan rayuan mewarnai setiap detik waktu yang terus merambat,tiada waktu yang tersia siakan dalam mereguk manisnya madu asmara,mereka bagai bunga ranjang yang bermekaran karena enggan untuk beranjak dari sana

Bahkan waktunya makan saja tak dihiraukan,berkali kali emban memberitahukan waktunya untuk makan,selalu saja diminta untuk membawakan hidangan makan kedepan pintu kamar keputren,berkali kali pula mbok mban selalu dengan setia mengantarkan makan pagi,siang ataupun petang didepan kamar,dan hanya diletakkan didepan pintu,kemudian memberitahukan pada putri dari luar bahwa makanan sudah siap,kemudian mbok mban segera kembali menjalankan tugas yang lain
setelah mbok mban pergi,barulah putri kedaton membuka pintu untuk mengambil hidangan makan yang disediakan untuknya,untuk dimakan bersama pangeran pabelan

Waktu makanpun keduanya saling mesra,suap menyuapi dengan begitu setianya,tak banyak suara yang bisa didengar dikamar itu,walaupun komunikasi terus berjalan,bukan bahasa kata kata,namun bahasa tubuh yang menggetarkan segala rasa yang mempesona jiwa,walau tanpa kata,setiap gerak tubuh,pandangan,hembusan nafas bahkan detak jantungpun seakan menyatu menjadi satu,oleh sebab itulah tiada satu katapun yang perlu diucapkan,karena keduanya saling memahami dan haus akan nikmatnya rasa bahagia nan sejati

Detik demi detik,menit demi menit,jam demi jam,hari demi hari,waktu terus bergulir mengiringi kebahagiaan dua insan dalam alunan melodi asmaradana,begitu kuatnya daya yang merasuk sanubari,gendam pengasih asmaradana menjerat erat bagai burung yang terperangkap digetah pulut nan lengket,hingga lemas tiada daya
tiada satupun yang membuat kekhawatiran diantara keduanya,seakan mereka lupa berada dimana,serasa bagaikan disorga 

Hari berganti hari,tiada kecurigaan pada keluarga istana kasultanan pajang,dalam fikiran keluarga istana menganggap bahwa putri sekar kedaton sedang sakit,dan hal yang sering terjadi pada gadis yang mulai dewasa,terkadang pada masa masa tertentu,atau saat menstruasi,sering kali beberapa anak gadis mengalami sakit yang luar biasa hingga berhari hari,terjadi nyeri yang sangat pada bagian perut dan yang lainnya
mengingat hal tersebut,keluarga istana tak menaruh rasa curiga sedikitpun

Tatkala kelelahan dan kejenuhan melanda pangeran pabelan,pangeran pabelan mengutarakan niatnya untuk pulang,dan berjanji akan segera kembali ketempat ini untuk melanjutkan kemesraan lagi,dengan berat hati,putri sekar kedaton mengijinkan kekasihnya untuk kembali pulang
Disaat keadaan malam sepi sunyi,pangeran pabelan berniat untuk keluar dari kamar keputren,tapi dipeluk dengan erat sang putri,semakin berusaha melepaskan,pelukan semakin erat,ada rasa begitu kuat takut kehilangan dalam melepaskan kepergian kekasih hati

Dengan lembut pangeran pabelan memohon dan merayu agar tak ada yang curiga nantinya,akhirnya sang dewi rela melepas pelukannya,perlahan lahan pangeran pabelan keluar kamar dengan mengendap endap
keadaan terasa aman,dikala mendekati tembok beteng kasultanan,pangeran pabelan diam mengatur nafas,bersemedi dengan melafalkan mantra aji penatasan guntur bumi,bait demi bait mantra diucapkan,namun dipenghujung mantra,pangeran pabelan tidak bisa melanjutkan mantra pemberian ayahandanya 
diulang dari depan,dilafalkan mantra pemberian tumenggung mayang,diakhir mantra ada yang terlupa,saat membuka mata,ternyata tembok beteng kasultanan pajang masih gagahnya menjulang,kecemasan didalam fikiran dan hati berkecamuk.
Dengan sisa sisa keinginan dan keyakinan untuk pulang,kembali diucapkan mantra Aji penatasan guntur bumi
Niat ingsun matek ajiku penatasan guntur bumi
sejatine urip uripingsun kinodrat kholifatullah
kinodrat kholifatul alam
adi wahyu tumbi
adi wahyu honggo seto
adi wahyu honggo repto
kemulono badan sariroku
ono polah sajrone obah
ono obah sajrone polah
..............................
.............................
.............................
Mantra terhenti,daya tak lagi mengalir memenuhi kehendak pemilik ajian,dengan kebimbangan hati,pangeran pabelan kembali mengendap endap menuju kamar keputren

Mendengar suara pangeran pabelan,bergegas putri sekar kedaton membuka pintu kamar,pangeranpun masuk kedalam dengan muka pucat pasi
"kenapa kakang"
''Aku tak bisa keluar istana ini"
"ada apa gerangan"
"kunci aji penatasan guntur bumi tak bisa kulafalkan"
pangeran pabelan diam duduk bersila,dengan penuh kegelisahan,pikirannya menerawang,berusaha mengingat mantra yang diajarkan tumenggung mayang ayahnya
beberapa lama berusaha mengingat,akhirnya mantra secara keseluruhan bisa diingat kembali,setelah benar benar yakin bahwa mantra yang diucapkan adalah benar,dengan melihat meja dihadapannya merendah hingga rata dengan lantai pualam,akhirnya pangeran pabelan kembali memohon diri untuk pulang

entah apa yang terjadi,setelah melewati pintu kamar keputren,seakan kekuatan ajian yang dimiliki menjadi sirna,sehingga saat mendekati tembok beteng,dengan susah payah,mantra tak mampu dilafalkan dengan tuntas
hingga ketiga kalinya pangeran pabelan berusaha menundukkan beteng,akhirnya dengan putus asa dia kembali kekamar sang putri

Rasa cemas,takut khawatir bercampur aduk didada pangeran pabelan,membuat tubuhnya bergetar seperti menggigil,segala kecemasan,ketakutan,dan kekawatiran yang akan dihadapi nanti jika diketahui oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya diungkapkan pada putrinya yang menjadi kekasih,putri sekar kedaton dengan lembut menenangkan pangeran pabelan,dia akan berusaha membela pangeran pabelan,jika kehadirannya dikamar diketahui ayahandanya,bahkan jika pangeran pabelan sampai dihukum apapun,putri sekar kedaton akan menemaninya,dipenjara ataupun dihukum pati
Perlahan lahan hati pangeran menjadi tenang setelah mendengar ungkapan dewi kekasih hati

Redanya kecemasan,ketakutan dan kekhawatiran membangkitkan rasa sayang jauh lebih besar dari sebelumnya,dalam hati pangeran pabelan merasakan kepuasan,bangga akan perjuangannya memperoleh putri kasultanan pajang yang setia penuh pengertian dengan keadaan yang dihadapinya,kemesraanpun berlanjut dengan pelampiasan rasa cinta kasih sayang yang lebih mendalam,hingga keduanya merasakan kepuasan yang luar biasa sampai kelelahan menguasai keadaan

Setelah seminggu pelampiasan segala rasa terjadi antara dua insan,Sultan hadi wijaya menjadi curiga,
''gerangan apa yang terjadi pada anakku sekar kedaton,tak biasanya dia mengurung diri tanpa kabar selama ini"
Sultan Hadiwijaya beserta permaisuri memutuskan untuk mendatangi keputren,untuk memastikan apa yang terjadi pada putrinya
setelah berada didepan pintu kamar keputren,Sultan hadiwijaya mengutus mbok mban untuk mengetuk pintu,Putri sekar kedaton berpura pura sakit dan tidak mau membukakan pintu
permaisuripun berusaha membujuk agar putri sekar kedaton membuka pintu agar semua mengetahui keadaan putri,jika benar benar sakit,maka akan disuruhlah tabib istana untuk segera mengobati
namun sang putri bersikeras untuk tidak membuka pintu,karena didalam ada pangeran pabelan yang bersembunyi didalam almari

Kesabaran Sultan hadiWijaya memuncak,dengan penuh amarah,semua disuruh menyingkir dari pintu kamar kapurtren,dengan menengadahkan tangan kanan keatas yang dibarengi kaki kanan diangkat,tangan kiri didepan dada dilafalkanlah mantra Aji gelap sayuto
Niat ingsun matek ajiku gelap sayuto
giring panus tarap ing dadaku
kadi gelap subawaku
kadi bledeg suaraku
kadi gunting darijiku
selo antep kang dumunung ing epek epek ku
sopo kang ketiban lebur musno tanpo bayu

HIIIIIAAAAAT  DUAAAAAR
Pintu kamar keputen hancur berkeping keping,suara menggelegar membuat para prajurit datang dari segala penjuru kaputren,menuju suara tersebut
Dengan hancurnya pintu,maka terciumlah aroma percintaan diruangan tersebut,sultan hadiwijoyo pun berteriak dengan amarah yang semakin menjadi
''PRAJURIT,GELEDAH TEMPAT INI''sambil menunjuk kamar putri kedaton

Dengan sigab dan teliti,para prajurit menggeledah semua ruangan,dan tak beberapa lama,pangeran pabelan yang bersembunyi di almari ditangkap dan diseret keluar menghadap Sultan,Putri sekar kedaton berusaha melepaskan pangeran pabelan dari cengkraman para prajurit
Permaisuri beserta para emban memegangi tubuh putri sekar kedaton agar tak menghalangi prajurit menangkap pangeran pabelan

Sultan pajang menata hati agar amarahnya bisa reda,walaupun sangat sulit,mengingat mukanya telah dicoreng coreng,dirobek cobek oleh kelakuan putrinya yang menyembunyikan laki laki didalam kamar,mengetahui bahwa yang dihadapkan prajurit adalah pangeran pabelan,putra tumenggung mayang,kegelisahan dan kebimbangan menguasai fikiran Sultan hadiwijaya,mengingat tumenggung mayang merupakan punggawa kasultanan Pajang yang sangat dipercaya
Namun sultan hadiwijayapun mengetahui kebejatan moral putra tumenggung mayang yang meresahkan Kasultanan pajang
Sultan hadiwijaya pun dengan penuh amarah terhadap Pangeran pabelan memerintahkan prajurit untuk menyelesaikan atau menghukum pati pangeran pabelan,maka tanpa segan segan,prajurit menghunuskan keris dan menghunjamkan kedada pangeran pabelan
walaupun dihunjam keris berulang ulang dan mengeluarkan banyak darah,tapi pangeran pabelan tidak tersungkur ketanah,bahkan pangeran pabelan mengutuk kehancuran kasultanan pajang yang telah memisahkan dua insan yang saling mencintai
maka tombak prajuritpun ikut bicara hingga tubuh pangeran pabelan penuh luka tusuk dan tumbang menghembuskan nafas terakhir

Didalam kamar keputren,putri sekar kedaton berteriak histeris dan meronta sekuat tenaga hingga pengangan ditubuhnya lepas,berlarilah putri sekar kedaton mengambil patrem atau keris pusaka yang biasa digunakan atau dimiliki perempuan,dihunus dan ditikamkan kejantungnya sendiri dan ajalpun menjemput kedua insan tersebut
nomer whatshap 087879187799 Ki Rekso Jiwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar